Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

KIAT SEDERHANA TANGKAL RADIKAL BEBAS

Dalam dua dasawarsa terakhir, pemahaman mengenai mekanisme gangguan kesehatan berkembang, terutama yang berhubungan dengan penyakit degeneratif.  Maka pemahaman seputar radikal bebas dan antioksidan pun berkembang lebih luas.
Proses metabolisme tubuh selalu diiringi pembentukan radikal bebas, yakni molekul-molekul yang sangat reaktif.  Molekul-molekul tersebut memasuki sel dan “meloncat-loncat” di dalamnya.  Mencari, lalu “mencuri” satu elektron dari molekul lain untuk dijadikan pasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada hakikatnya adalah suatu kejadian normal, bahkan terbentuk secara kontinyu karena dibutuhkan untuk proses tertentu, di antaranya oksidasi lipida
Tanpa produksi radikal bebas, kehidupan tidaklah mungkin terjadi.  Radikal bebas berperan penting pada ketahanan terhadap jasad renik.  Dalam hati dibentuk radikal bebas secara enzimatis dengan maksud memanfaatkan toksisitasnya untuk merombak obat-obatan dan zat-zat asing yang beracun.
Namun pembentukan radikal bebas yang berlebihan malah menjadi bumerang bagi sel tubuh, karena sifatnya yang aktif mencari satu elektron untuk dijadikan pasangan.  Dalam pencariannya, membran sel dijebol dan inti sel dicederai.  Aksi ini dapat mempercepat proses penuaan jaringan, cacat DNA serta pembentukan sel-sel tumor. Radikal bebas juga “dituding” dalam proses pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Tubuh memerlukan bala bantuan untuk mengendalikan jumlah radikal bebas yang melampaui kebutuhan itu, yaitu antioksidan yang sebenarnya sudah terbentuk secara alamiah oleh tubuh.  Berdasarkan sifatnya, antioksidan mudah dioksidasi (menyerahkan elektron), sehingga radikal bebas tak lagi aktif mencari pasangan elektronnya.
Unsur antioksidan yang terpenting adalah yang berasal dari vitamin C, E dan A serta enzim alamiah. Demi memenuhi tuntunan itu, berbagai upaya dilakukan, misalnya dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur yang kaya akan vitamin dan mineral tertentu.  Ada pula yang menempuh cara lebih praktis, yaitu mengonsumsi suplemen, baik yang berbahan dasar alami maupun yang sintetis.
Belum banyak yang memahami benar seberapa banyak kebutuhan tubuh kita akan vitamin A, C dan E yang dikelompokkan sebagai antioksidan.  Sebagai contoh masih terdapat perbedaan pendapat tentang dosis Vitamin C yang perlu dikonsumsi setiap hari.  Sebagian pakar merekomendasikan cukup 60–70 mg, dengan alasan cukup untuk kebutuhan setiap hari.  Jika mengonsumsi berlebih akan terbuang dalam urin. Sedangkan yang lain menganjurkannya 500–1.000 mg agar Vitamin C bukan sekedar memenuhi kebutuhan tubuh untuk stimulasi proses metabolisme, tetapi benar-benar dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Beberapa pakar nutrisi berpendapat, bahwa kecukupan antioksidan dapat diperoleh dengan cara  menjaga pola makan bergizi seimbang. Namun, pada kenyatannya tidak banyak yang dapat melakukannya setiap hari.  Sebagai contoh, bagi kalangan berpendapatan kelas menengah-bawah buah-buahan yang dijual pada umumnya relatif mahal, sehingga kebutuhan akan vitamin yang tergolong anti oksidan menjadi berkurang.  Mereka berpendapat dapat digantikan dengan suplemen yang lebih murah. Namun keunggulan suplemen ini tetap kalah jika dibandingkan dengan makanan alami, karena pada yang alami terdapat vito chemicals, yaitu sekumpulan bahan-bahan kimia yang mempunyai fungsi belum diketahui secara rinci.
Ada pula yang berpendapat, dalam mengonsumsi suplemen, mengambil dosis yang moderat, artinya tidak menggunakan vitamin dengan dosis terlalu tinggi, contohnya 500 mg Vitamin C setiap hari.  Penggunaan dosis tinggi dianggap tidak baik bagi kesehatan, apalagi digunakan dalam jangka panjang. “Beberapa studi menunjukkan, dosis terlalu tinggi mengubah sifat antioksidan menjadi prooksidan,” peringatan dr Benny Soegianto, MPH. (alm) dalam sebuah wawancara dengan reporter majalah kesehatan tujuh tahun silam.  Kendatipun demikian sampai saat ini masih banyak konsumen yang tergoda untuk rutin memakai dosis tinggi karena terbuai janji khasiatnya sebagai penghambat proses penuaan.
Tubuh kita sendiri, lanjut dr Benny seringkali mampu memberikan sinyal kekurangan vitamin tertentu.  Sebagai contoh, jika Vitamin B dan C dalam kurun waktu tertentu tidak cukup dikonsumsi dan tubuh sedang bekerja keras, maka akan timbul sariawan dan tubuh akan terasa pegal.  Oleh karenanya kecukupan kedua macam vitamin tersebut perlu dijaga dengan cara–suka tidak suka- mengonsumsi buah segar setiap hari dalam porsi yang memadai.

Jumat, 20 Desember 2013


KOMENTAR TABEL PADA MANAJEMEN DATA

1.      Pendidikan formal
Pendidikan Formal


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
BH/SD
175
3.0
3.0
3.0
SLTP
838
14.4
14.4
17.4
SLTA
3222
55.4
55.4
72.8
P.Tinggi
1585
27.2
27.2
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Dari 5820 responden lebih dari 50% responden pendidikan terakhirnya adalah SLTA dan 3% pendidikan responden terkahir adalah BH/SD

2.      Pekerjaan Responden
Pekerjaan Ibu Res


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
PNS
930
16.0
16.0
16.0
Swasta
1361
23.4
23.4
39.4
Wiraswasta
1177
20.2
20.2
59.6
Pedagang
864
14.8
14.8
74.4
Buruh/Tani
333
5.7
5.7
80.2
lain2
1155
19.8
19.8
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Dari 5820 responden perkerjaan responde yang terbanyak adalah swasta yaitu sebanyak 1361 responden.


3.      Golongan darah responden
Golongan Darah


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
A
2225
38.2
38.2
38.2
AB
1305
22.4
22.4
60.7
B
1022
17.6
17.6
78.2
O
1268
21.8
21.8
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar
  • Golongan darah responden umumnya merata, karena hampir setiap semua golongan darah mencapai ¼ dari populasi

4.      Jenis kelamin balita responden
Jenis kelamin Balita


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
laki-laki
2670
45.9
45.9
45.9
perempuan
3150
54.1
54.1
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Dari 5820 responden terdapat 2670 balita yang berjenis kelamin laki-laki
  • Jenis kelamin balita laki laki lebh banyak dari jumlah jenis kelamin perempuan.

5.      Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan responden
Pemeriksaan kehamilan


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Ya
5130
88.1
88.1
88.1
Tidak
690
11.9
11.9
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Kesadaran ibu hamil sangat tinggi dalam pemeriksaan kesehatannya karena dari 5820 responden 5130 responden yang memeriksakan kehamilannya.

6.      Pengukuran tinggi fundus responden saat kehamilan
 Diukur tinggi fundus (Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
56
1.0
1.1
1.1
Ya
5074
87.2
98.9
100.0
Total
5130
88.1
100.0

Missing
System
690
11.9



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Standar pelayanan kebidanan di pelayanan kesehatan saat survey pada ibu yang mempunyai balita sudah tercapai dibuktikan lebih dari 80% telah diukur tinggi fundusnya saat pemeriksaan kehamilan

7.      Pengukuran tinggi badan responden saat pemeriksaan kehamilan
Diukur TB (Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
102
1.8
2.0
2.0
Ya
5028
86.4
98.0
100.0
Total
5130
88.1
100.0

Missing
System
690
11.9



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Pemeriksaan antropometri pada ibu hamil sudah tercapai, karena lebih dari ¾ populasi saat hamilnya ibu diukur Tinggi badan

8.      Pengukuran tekanan darah responden
Diukur tensi (Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
17
.3
.3
.3
Ya
5113
87.9
99.7
100.0
Total
5130
88.1
100.0

Missing
System
690
11.9



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Pelayanan kesehatan sudah melaksanakan deteksi dini komplikasi pada ibu hamil, dibuktikan lebih dari 80 % ibu telah di ukur tekanan darahnya.

9.      Pemberian tablet FE pada responden
Diberi tablet Fe(Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
289
5.0
5.6
5.6
Ya
4841
83.2
94.4
100.0
Total
5130
88.1
100.0

Missing
System
690
11.9



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Pemberian tablet Fe pada saat pemeriksaan kehamilan sudah baik karena hanya 5 % yang tidak mendapatkan tablet Fe.
  • Pada saat pemeriksaan kehamilan lebih dari 80% ibu mendapatkan tablet Fe.

10.  Pemberian imunisasi pada responden
Diimunisasi TT(Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
395
6.8
7.7
7.7
Ya
4735
81.4
92.3
100.0
Total
5130
88.1
100.0

Missing
System
690
11.9



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Dari 5820 responden ibu yang melakukan penimbangan balita hanya 81,4 % yang tidak melakukan imunisasi TT

11.  Responden yang menjadi akseptor KB
Akseptor KB (Y/T)


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak
1758
30.2
30.2
30.2
Ya
4062
69.8
69.8
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Responden dalam penimbangan balita sudah berperan aktif dalam pemakaian kontrasepsi dibuktikan lebih dari separoh yang menjadi akseptor KB

12.  Jenis alat kontrasepsi yang dipakai oleh responden
Kontrasepsi yang dipakai


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
IUD
1283
22.0
31.6
31.6
Kondom
544
9.3
13.4
45.0
PIL
1621
27.9
39.9
84.9
Susuk
367
6.3
9.0
93.9
Lain2
247
4.2
6.1
100.0
Total
4062
69.8
100.0

Missing
System
1758
30.2



Total
5820
100.0


  • Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor KB.
  • Hanya 22% responden yang menggunakan alat kontrasepsi IUD.

13.  Alasan responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
Alasan tidak ber-KB


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
masih ingin punya anak
977
16.8
55.6
55.6
dilarang suami
526
9.0
29.9
85.5
tidak sesuai dengan keinginan
222
3.8
12.6
98.2
Lain2
32
.5
1.8
100.0
Total
1757
30.2
100.0

Missing
System
4063
69.8



Total
5820
100.0


Komentar :
  • Alasan lain responden tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi adalah karena responden dilarang oleh suami.
  • Sekitar 3.8% responden tidak menggunakan KB karena alasan tidak sesuai dengan keyakinan.




14.  Rencana tempat melahirkan responden
Rencana T4 melahirkan


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
RSB/RSU
1695
29.1
29.1
29.1
PKM/Pustu
1233
21.2
21.2
50.3
Nakes
2676
46.0
46.0
96.3
Dukun
173
3.0
3.0
99.3
Lain2
43
.7
.7
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Lebih dari 90% responden ingin merencanakan tempat  persalinan di tenaga kesehatan
  • Hanya 3 % yang ingin merencanakan kelahiran anaknya di dukun.

15.  Metode kontrasepsi responden



Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid

5571
95.7
95.7
95.7
COITUS INTERUPTUS
1
.0
.0
95.7
IMPLANT
9
.2
.2
95.9
KALENDER
19
.3
.3
96.2
KONTRASEPSI ALAMI
2
.0
.0
96.3
MENGHITUNG KALENDER
1
.0
.0
96.3
METODE KALENDER
11
.2
.2
96.5
SISTEM KALENDER
2
.0
.0
96.5
SUNTIK
174
3.0
3.0
99.5
SUNTIK 1 BULAN
10
.2
.2
99.7
SUNTIK 3 1 BULAN
1
.0
.0
99.7
SUNTIK 3 BULAN
18
.3
.3
100.0
SUNTUK
1
.0
.0
100.0
Total
5820
100.0
100.0

Komentar :
  • Kontrasepsi lain yang paling banyak digunakan responden adalah penggunaan suntik
  • Hanya 1responden  dari 5820 yang menggunakan kontrasepsi coitus interuptus

16.              Alasan responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi



Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid

5788
99.5
99.5
99.5
DILARANG ORANG TUA
1
.0
.0
99.5
IBU BELUM PUNYA ANAK
1
.0
.0
99.5
INGIN PUNYA ANAK
10
.2
.2
99.7
INGN PUNYA ANAK
1
.0
.0
99.7
KURANG YAKIN
1
.0
.0
99.7
MENJARANGKAN KEHAMILAN
5
.1
.1
99.8
MENUNDA KEAHMILAN
1
.0
.0
99.8
MENUNDA KEHAMILAN
8
.1
.1
99.9
TAKUT
1
.0
.0
99.9
TAKUT MEMAKAI KB
1
.0
.0
100.0
TIDAK PUNYA UANG
2
.0
.0
100.0
Total
5820
100.0
100.0


Komentar :
·         Alasan utama responden tidak memakai alat kontrasepsi yang paling banyak adalah masih ingin punya anak
·         Dari 5820 responden ada 1 orang responden yang takut memakai alat kontrasepsi

17.  Table distribusi frekuensi data numerik
Statistics


Umur Ibu (tahun)
TB ibu (cm
BB ibu (kg)
TDSistolik
Diastolik
Kadar HB (mm/dl)  Sebelum hamil
Kadar HB saat ini
Umur Balita (bln)
BB balita(kg)
TB balita(cm)
Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
Indeks Massa Tubuh Ibu
N
Valid
5820
5820
5820
5820
5820
5820
5820
5820
5820
5820
5130
5820
Missing
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
690
0
Mean
27.90
157.602
58.428
117.80
77.39
11.314
11.116
29.48
12.836
87.227
5.08
23.5314
Median
27.00
157.000
57.000
120.00
80.00
11.200
11.000
29.00
13.000
88.000
4.00
23.0532
Mode
26
156.0
56.0
120
80
11.0
11.0
32
13.0
80.0
4
23.01
Std. Deviation
4.270
5.9985
7.1688
9.781
9.609
.7872
.7137
12.789
4.3471
13.9279
4.208
2.67686
Skewness
.814
.359
.693
1.397
.986
.924
.003
.049
.351
-.195
9.426
.852
Std. Error of Skewness
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.034
.032
Kurtosis
.967
.296
.808
7.263
3.584
4.927
6.146
-.584
-.273
-.206
135.106
1.126
Std. Error of Kurtosis
.064
.064
.064
.064
.064
.064
.064
.064
.064
.064
.068
.064
Minimum
15
138.0
36.0
90
60
8.0
7.0
0
3.0
50.0
1
14.61
Maximum
45
180.0
88.0
190
130
18.0
18.2
59
25.0
125.0
91
36.68

KOMENTAR
  1. Umur responden dalam penelitian ini berkisar antara 15 tahun sampai 45 tahun dengan rata-rata 27,9 (±4,27) tahun
  2. Tinggi badan responden dalam penelitian ini berkisar antara 138 sampai 180 cm dengan rata-rata 157 (±5,99) cm
  3. Berat badan responden dalam penelitian ini berkisar antara 36 kg sampai 88 dengan rata-rata 57 (±7,16) kg
  4. TDSistolik responden dalam penelitian ini berkisar antara 90 Mmhg sampai 190 Mmhg dengan rata-rata 117.80 (9.781) Mmhg
  5. TD Diastolik responden dalam penelitian ini berkisar antara 60 mmHg sampai 130 mmHg dengan rata-rata 77.39 (9.609) mmHg
  6. Kadar HB (mm/dl) Sebelum hamil responden dalam penelitian ini berkisar antara 8 mmHg sampai 18 mmHg dengan rata-rata 11.314 (0.7872) mmHg
  7. Kadar HB saat ini  responden dalam  penelitian ini berkisar antara 7 mm/dl sampai 18,2 mm/dl dengan rata-rata 11.116 (0.7137) mm/dl
8.      Umur Balita dalam penelitian ini berkisar antara 0 bulan sampai 59 bulan dengan rata-rata  29.4812.789) tahun
9.      Berat badan Balita dalam penelitian ini berkisar antara 3 kg sampai 25 kg dengan rata-rata 13(±4.3471) kg
10.  Tinggi Badan Balita dalam penelitian ini berkisar antara 50 cm sampai 125 cm dengan rata-rata 87.22713.9279) cm
  1. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan dalam penelitian ini berkisar antara 1 kali  sampai 91 kali dengan rata-rata 5.084.208) cm
  2. Indeks Massa Tubuh Ibu dalam penelitian ini berkisar antara 14.61 sampai 36.68 kali dengan rata-rata 23.53142.67686) cm